Tuesday, May 20, 2014
ANUGERAH TERPENTING
Ketika engkau ditanya anugerah apakah yang paling penting bagimu? Tentu masing-masing kita akan berbeda jawabnya. Ada yang menyebut kesehatan, umur panjang, harta pangkat atau mungkin juga nikmat iman dan islam. Terlepas dari itu semua, coba lihatlah pada dua anugerah Allah yang sudah tidak kita perhatikan.
Terlebih dulu saya ingin mengisahkan dua ibrah (contoh) sebagai pengantar kesimpulan anda nantinya. Sebuah kisah menarik yang terdapat dalam kitab Thaharotul Qulub karya Al Arif Billah Syeikh Abdul Aziz Bin Ahmad bin Said.
Menceritakan tentang salah satu perjalanan Syeikh Abdul Warid Bin Zubad. Bahwa beliau dalam satu waktu pernah melakukan perjalanan menelusuri kota, gunung, dan tempat-tempat lain dalam rangka mencari ilmu hikmah dari para guru sufi. Dan tibalah di sebuah gunung yang mana Syeikh Abdul Warid bertemu seorang kakek tua yang buta, tuli dan tidak memiliki sepasang kaki ataupun tangan. Kakek tersebut sedang beribadah dengan khusuk.
Setelah mendekat Syeikh Abdul Warid mendengar sang kakek sedang mengucapkan puji-pujian kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala. “Tuhanku dan Tuanku, Kau anugerahkan anggota tubuh padaku ketika engkau menghendakinya, dan kau ambil kembali semuanya saat kau inginkan, tapi tetap saja engkau mampu membuatku untuk selalu berbaik sangka pada-Mu.. Wahai dzat yang maha Baik dan dzat Yang Maha Menyampaikan Maksud..
Syeikh Abdul Warid bertanya dalam hati: Aneh sekali kakek ini, Kebaikan apa yang telah Allah berikan? Dan menyampaikan Tujuan apa yang dia maksud, bukankah ia tuli dan buta sehingga tidak bisa melakukan banyak hal?
Tiba-tiba sang kakek berkata kepada Abdul Warid hingga ia sangat terkejut karena kakek yang buta dan tuli itu mengetahui apa yang ia fikirkan: Akan aku jelaskan padamu (kebahagiaan) yang aku dapatkan wahai lelaki pengangguran....! Bukankah Tuhan telah meninggalkan Qalb/hati yang selalu mengenal-Nya? Bukankah Tuhan telah memberikanku lidah sehingga aku mampu untuk selalu mengagungkan-Nya? Dan ketahuilah bahwa semua itu adalah nikmat dunia akhirat yang tak terhingga.
Subhanallah, sungguh kisah yang sangat menakjubkan. Di mana dari seorang kakek buta, tuli dan cacat tak punya tangan dan kaki, kita dapat mengambil satu pelajaran yang sangat berharga. Hati Nurani! Qolb! Hati yang selalu takut dan tunduk kepada Allah. Hati yang telah diterangi cahaya Ilahi, sebagai anugerah terbesar dari Allah yang melebihi dari anugerah apapun! Apalah arti kesempurnaan fisik dan materi yang berlebihan jika ternyata hati kita adalah hati yang tumpul! Hati yang keras! Hati yang tidak terisi oleh cahaya Ilahi!
Betapa sang kakek mengingatkan kita agar tidak terperangkap dalam perspesi dan standar kebahagiaan duniawi yang lebih cenderung bersifat materialistik yang semakin dikejar semakin membuat kita merasa hampa dan asing bahkan atas diri kita sendiri. Haruslah hati kita hidup dan berperan, bukan hanya akal dan nafsu belaka.
Demikian juga lidah yang bisa senantiasa berdzikir mengingat Allah dengan tidak terputus-putus. Terhidar dari kesia-siaan pembicaraan selama hidup didunia. Sungguh gabungan keduanya adalah nikmat yang tak terhingga.
Kisah kedua mari kita perhatikan kisah nabi Ayub yang mendapatkan ujian yang sangat berat, dimana beliau adalah insan yang sangat pandai bersyukur dan bersabar kepada Allah. Dari kehilangan pekerjaan, status pangkat dan jabatan, ditinggal mati oleh seluruh anak-anaknya, ditinggal pergi oleh para istrinya dan seluruh tubuhnya diserang oleh penyakit yang amat ganas.
Dikisahkan seluruh tubuhnya dipukul oleh setan sehingga timbul luka dan bernanah diseluruh tubuh, bahkan sampai-sampai seluruh daging yang menempel ditubuhnya dimakan ulat. Dan yang tinggal dan tetap utuh adalah hatinya dan lidahnya. Hatinya tidak pernah kosong dari rasa syukur kepada Allah dan lidahnya tidak pernah diam dari berzikir kepada Allah.
Diriwayatkan bahwa Nabi Ayyub a.s. mengalami sakit seperti itu selama 18 tahun. Pada satu hari Siti Rahmah berkata kepada Nabi Ayyub a.s.: “Engkauadalah seorang Nabi yang mulia terhadap Tuhanmu, seandainya engkau berdoa kepada Allah Ta’ala supaya Allah menyembuhkanmu?” Kata Nabi Ayyub a.s. kepada Siti Rahmah: “Berapa lamakah kita telah hidup senang?” Kata Siti Rahmah:”Delapanpuluh tahun.” Kata Nabi Ayyub a.s.: “Sesungguhnya saya berasa malu kepada Allah Ta’ala, untuk meminta kepada- Nya, sebab waktu cobaan-Nya belumlah memadai dibandingkan masa senangku.”
Pada ketika dibadan Nabi Ayyub a.s. sudah tidak ada lagi daging yang akan dimakan, maka ulat-ulat itu saling memakan diantara mereka, hingga akhirnya tinggal dua ekor ulat , yang selalu berkeliaran dibadan Nabi Ayyub a.s. dalam usaha mencari makan daging, tidak mereka dapatkan kecuali hati dan lidahnya. Maka yang satu pergi kehati dan memakan hatinya dan yang lainnya pergi kelidah danmenggigitnya. Disaat itulah Nabi Ayyub a.s.berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya aku telah ditimpa bahaya yang dahsyat, sedang engkau Dzat yang Maha Pengasih.” Hal ini tidaklahtermasuk dalam katagori keluh-kesah dan tidak pula dia berarti keluar dari golongan orang yang sabar. Oleh kerana itu Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya dia Kami dapatkan sebagai orang yang sabar.”Kerana sesungguhnya Nabi Ayyub a.s. itu tidak bersusah hati terhadap hartanya dan anak-anaknya yang telah hilang musnah, bahkan dia merasa susah kerana cemas terputus dari syukur dan berzikir kepada Allah Ta’ala.
Maka seakan- akan dia berkata: “Tuhanku aku bersabar atas segala percobaan-Mu selama hatiku masih sibuk untuk bersyukur kepada -Mu dan lidahku masih dapat berdzikir kepada- Mu, dan apabila keduanya itu telah rosak (hilang) daripadaku, bererti terputuslah cintaku dan dzikirku pada-Mu. Maka aku menjadi tidak bersabar terhadap terputusnya keduanya itu, sedangkan Engkau Dzat yang Maha Pengasih lagi Penyayang.”
Lalu Allah Ta’ala menjatuhkan kedua ulat itu dari diri Nabi Ayyub a.s. maka yang satu jatuh di air, kelak menjadi lintah yang dapat menyebabkan orang sakit kekurangan darah, dan yang satu lagi jatuh di darat yang kelak menjadi lebah, yang mengeluarkan madu yang mengandungi obat untuk manusia. Allah mewahyukan firman kepadanya : “Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum” (Qs. 38 : 42). Dengan izin Allah setelah dilaksanakan petunjuk Nya itu, sembulah segera Nabi Ayyub as dari penyakitnya, semua luka-luka kulitnya menjadi kering dan segala rasa pedih hilang, seolah-olah tidak pernah terasa olehnya. Ia bahkan kembali menampakkan lebih sehat dan lebih kuat dari pada sebelum ia menderita.
Dua kisah tersebut jika kita ambil pelajaran daripadanya, tentu akan semakin membuat kita memperhatikan masalah hati dan lidah. Menjaganya agar senantiasa bersyukur dan bisa berdzikir kepada Allah sepanjang masa dan dimanapun kita berada.Itulah dua anugerah Allah terpenting dalam diri kita agar baik semua amal ibadah kepada-Nya.
(Dari Berbagai Sumber)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Sports Betting 101 Casino - KTRH Hub
ReplyDeleteYou can play 이천 출장샵 casino games 대구광역 출장마사지 from 여수 출장안마 around the globe or mobile, with the 영주 출장마사지 free games included in the online 부산광역 출장샵 casino. The sportsbook is also available